Sabtu, 15 Juni 2013

BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) dan Kenaikan Harga BBM

Pemberian dana bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi pilihan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kembali mengundang pertanyaan. Jangan-jangan kebijakan BLSM hanya kebijakan untuk menggembirakan rakyat miskin yang bersifat sementara waktu karena kenaikan harga BBM berdampak pada melambungnya harga kebutuhan pokok dan harga barang-barang lainnya serta tarif angkutan dan sebagainya.

Bahkan, selain mengucurkan BLSM, pemerintah juga menyiapkan program lain, seperti bantuan siswa miskin (BSM), beras bagi masyarakat miskin, dan pemberian kupon transportasi bagi masyarakat miskin. Menurut pemerintah, harga minyak dunia terus melambung dan hingga sekarang sudah menyentuh level 115 dolar AS per barel, sementara alokasi dana subsidi BBM di tahun 2011 saja sempat mencapai Rp165,2 triliun. Ini membuat pemerintah tekor sehingga pemerintah seperti dihadapkan pada "dilema" dalam mengatur APBN. Anehnya, setiap kali pemerintah berencana menaikkan harga BBM, pemicunya sama, harga minyak dunia melonjak tinggi dan kas negara tekor. Atau, APBN itu terpaksa ditambal akibat perhitungan yang meleset jauh dari kalkulasi. Pemerintah seperti tidak bisa berkutik dan tidak mencari alternatif lain.

Lagi-lagi, pemerintah memilih cara yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya ketika harga minyak dunia naik dan APBN dikatakan jebol, yaitu dengan menaikkan harga BBM bersubsidi. Di balik kebijakan itu, pemerintah beralih, jika BBM harus disubsidi, bantuan itu tidak tepat sasaran lantaran tidak dinikmati oleh rakyat kecil, melainkan dinikmati orang kaya yang sebenarnya tidak layak untuk menerima subsidi BBM. Intinya, pemerintah tidak akan menghadapi masalah "pelik" sehingga terpaksa menaikkan harga BBM jika saja APBN tidak jebol.

Padahal pilihan dengan menaikkan harga BBM itu harus dibayar mahal. Harga kebutuhan pokok akan ikut naik bahkan sebelum kenaikan harga BBM, harga kebutuhan pokok pun lebih dulu naik. Pada sisi lain, jika kebijakan menaikkan harga BBM itu atas alasan kenaikan minyak dunia yang menyebabkan APBN jebol, artinya pemerintah kurang jeli mengelola atau memanajemen APBN. Namun, yang menjadi sengsara justru rakyat. Dengan kata lain, rakyat dijadikan tumbal atau lebih tepatnya korban. Padahal, rakyat kecil telah mengamanahkan pengelolaan ABPN pada pemerintah.


Nama             : Asep Solehudin
NPM               : 31111244

Kelas             : 2DB09

 
Editing by Nubito Hacker